2.1. Kolom
2.1.1. Pengertian Kolom
Kolom
adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi
laterial terkecil (Dipohisodo,1994). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.
Kolom
merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton (tiang
beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom
berfungsi sebagai pengikat pasangan dindng bata dan penerus beban dari atas
menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan
akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan
perhitungan.
Seperti
kita ketahui bahwa kolom adalah bagian dari struktur atas dalam posisi vertical
yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban
diatasnya. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal
dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari tiga
dinamakan pedestal. Sebagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran
seperti tersebut. Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur
bangunan.
Kegagalan kolom akan berakibat langsung akan
runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya atau bahkan
merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur suatu bangunan. Pada umumnya
kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan
yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur
kolom harus diperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan
lebih tinggi daripada untuk komponen struktur lainnya.
2.1.2. Jenis-Jenis Kolom
Bentuk dan susunan tulangan pada
kolom dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a.
Kolom segi empat atau bujur sangkar
dengan tulangan memanjang dan sengkang.
b.
Kolom bundar dengan tulangan
memanjang dan tulangan lateral sengkang atau lateral.
c.
Kolom komposit yang terdiri atas
beton dan profil baja atau pipa. Structural di dalamnya dengan/tanpa diberi
tulangan pokok memanjang.
Dalam
buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom
beton bertulang yaitu :
a. Kolom menggunakan pengikat
sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang
tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat
sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok
memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar 1.(a).
b. Kolom menggunakan pengikat
spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan
pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk
heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga
mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).
c. Struktur kolom komposit
seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau
tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Untuk kolom pada bangunan
sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.
a. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom
utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar
dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila
jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus
dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm
( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya
begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
b.
Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi
membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil,
jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata,
(sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d
8-20.
2.1.3. Dasar- dasar
Perhitungan
Menurut
SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:
a. Kolom harus direncanakan
untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap
dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat
dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan
rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.
b. Pada konstruksi rangka atau
struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang pada lantai atau atap
terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh
dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
c. Dalam menghitung momen
akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat
dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan komponen
struktur lainnya.
d. Momen-momen yang bekerja
pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan
di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga
memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Adapun
dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
·
Kuat
perlu
·
Kuat
rancang
No.
Kondisi Faktor reduksi (ΓΈ)
·
Lentur
tanpa beban aksial 0.8
·
Aksial
tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.8
·
Aksial
tekan dan aksial tekan dengan lentur
o Tulangan spiral maupun
sengkang ikat
o Sengkang biasa: 0.7, 0.65
Asumsi
Perencanaan
2.1.4. Pendekatan Dimensi
Kolom
Anggapan pembebanan: semua muatan
membenani kolom secara vertical beton = 60 kg/cm2
Rumus: =
Perhatian
:
·
Untuk
kondisi normal, beban P yang terjadi ditambah 20-40 %. (karena kolom juga
memikul gaya-gaya horizontal, momen dan punter.
·
Untuk
kolom tunggal atau berdiri bebas (free standing), bahkan dapat ditambah
100 % sebagai pendekatan perhitungan.
·
Untuk
keamana struktural beton dikurangi 20
gambarnya ga kelihatan min
BalasHapusGambarnya ga timbul
BalasHapus